Prolog
Planet Gagarin, terletak 157 juta
kilometer cahaya dari Bumi, sangat gersang dan banyak alat-alat teknologi
mereka rusak akibat kekurangan energi. Suhunya yang panas dan lembap, membuat
penghuni Planet Gagarin, Alien Gagarin jarang keluar dari tempat
persembunyiannya. Alien Gagarin sering mengunjungi planet lain untuk
menyerang, mencuri, dan menguasai kekayaan sumber daya energi yang ada di
planet tersebut. Kadang berhasil, kadang pulang tak bernyawa. Karena Planet
Gagarin sangat miskin dari segala sumber daya, membuat para Alien Gagarin Muda
harus siap sedia untuk menginvasi planet lain. Sasaran Alien Gagarin kali ini
yaitu, Bumi. Tepatnya TelkomCity. Para Alien Gagarin pun mempersiapkan
keberangkatan mereka menuju TelkomCity malam itu.
Bab I: TelkomCity
Siang itu cuaca sangat cerah di
TelkomCity. Tidak panas dan tidak mendung. Lalu lintas pun berjalan dengan
tertib dan harmonis. TelkomCity merupakan satu-satunya kota di Bumi yang memiliki kekayaan sumber
daya energi paling tinggi. Hal ini karena Walikota TelkomCity berhasil dalam
mengelola sumber daya kotanya tersebut dan memenuhi kebutuhan masyarakatnya.
Sehingga masyarakat TelkomCity hidup sejahtera dan berkecukupan. Beberapa
ilmuwan pun mengembangkan teknologi-teknologi canggih untuk kotanya dan di
apresiasi baik oleh walikotanya. Membuat TelkomCity mengalami kemajuan
teknologi yang sangat pesat. Namun, kedamaian TelkomCity sering terusik dengan
beberapa orang jahat, yang tamak dan ingin selalu berlebih untuk mendapatkan
kekayaan yang ada di TelkomCity, membuat walikota TelkomCity mempercayakan
Superspeedy untuk menjaga keamanan di kota
ini. Dan hari itu juga, 5 pesawat Alien Gagarin sudah mendekat ke Bumi dan akan segera sampai di TelkomCity.
Bab II: Superspeedy
Speed awalnya hanya seorang
mahasiswa biasa, usianya baru 23 tahun. Kegiatan seharinya-harinya, hanya kuliah dari
pagi hingga siang hari, sorenya kerja
part-time
di sebuah wartel milik
Telkom Indonesia, dan malamnya mengerjakan tugas kuliah. Kehidupannya berubah
180 derajat, ketika ia, dalam perjalanannya menuju kampus, menemukan sebuah
disk tergeletak di jalan. Ia pun
mengambilnya, dan tiba-tiba
disk itu
mengeluarkan sinar yang membuat mata Speed silau. Tanpa ia sadari, disk itu
hilang alih-alih telah menyatu ke dalam tubuhnya. Speed pun kebingungan dengan
kejadian tersebut. Esoknya, Speed merasakan tubuhnya dapat bergerak cepat,
lincah, dan kuat. Serta mampu melihat gerakan apa pun dengan jelas. Dengan kekuatan yang ia miliki, speed memutuskan untuk menolong orang-orang dari segala tindak kejahatan dan
langsung berlari menuju kampusnya ketika selesai menolong orang. Dengan
kekuatannya yang bernama Flash, ia mampu bergerak secepat cahaya. Karena keberhasilan
Speed dalam menumpas kejahatan di
TelkomCity, ia pun
mendapatkan penghargaan dan gelar Superspeedy dari walikota. Saat sedang di
kelas, jam kuliah desaing grafis, Speed mendapat telepon dari 147… panggilan
dari walikota! “Gawat Speed, kota
sedang dalam bahaya. Cepat datang ke sini. Kami membutuhkanmu.” Speed pun
menutup HP
Telkom Flexi nya dan
hilang dalam sekejab dari kelasnya, tanpa ada yang sadar, Speed berlari menuju
TelkomCity.
Bab III: Alien Gagarin
Tepat pukul 2 siang, langit di
sekitar TelkomCity mulai menghitam. Bukan karena cuaca sedang mendung atau akan
turun hujan, tapi sebuah pesawat asing turun dari langit dan berhenti di atas
gedung-gedung perkantoran di TelkomCity. Tidak hanya 1, tapi ada 5 pesawat
asing dalam sekejap sudah menutupi awan di TelkomCity. Pesawat itu berbentuk
piring lebar, pintu-pintunya terbuka. Alien-Alien dengan bentuk aneh dan
menyeramkan terjun langsung dari langit dan sukses mendarat ke jalan utama
TelkomCity. Tanpa aba-aba, mereka langsung menyerang masyarakat
yang sedang berada di sana.
Mereka juga menyerang dan menghancurkan gedung-gedung bertingakt di kota itu. Namun, ada yang
aneh di sana.
Di tengah kekacauan di kota
itu, beberapa Alien mengendap-ngedap menuju gedung Plaza Telkom dan Grapari Telkomsel.
“Jadi mereka mengincar persediaan energi kami,” seru walikota yang tengah
mengamati seluruh kekacauan yang tengah terjadi di kotanya melalui
SpeedyMonitoring. “Menurut laporan
Costumer Care Telkom, mereka adalah Alien dari Planet Gagarin. Dan mereka
sering datang ke planet-planet lain untuk mencuri sumber daya energinya,” ucap
ajudan sang walikota. “Panggil semua kepolisian di TelkomCity untuk siaga 1
perang melawan Alien ini. Ungsikan semua masyarakat sipil. Persiapkan
juga polisi-polisi terbaik untuk membantu Superspeedy yang sebentar lagi akan
tiba di sini,” perintah walikota.
Bab IV: Superspeedy VS Alien Gagarin
Bunyi gemuruh ledakan dan suara
bising senjata api terdengar dari pusat TelkomCity. Polisi-polisi kota ini sedang berjuang
keras memukul mundur Alien-Alien dari Planet Gagarin. Di luar dugaan, mereka
sangat kuat dan sulit sekali ditumbangkan. “
Melon
Indonesia,” seru Superspeedy. Dari tempatnya berdiri, ia mengeluarkan jurusnya
berupa bola cahaya yang sangat besar, membuat 3 Alien Gagarin tumbang
sekaligus. “Superspeedy… terima kasih sudah menolong kami,” ucap polisi di
situ. “Tenang saja, ini memang sudah tugasku. Tolong mundur dan cukup
back up
aku saja, karena bahaya bila kalian terkena kekuatanku,” jawab Superspeedy.
Polisi-polisi itu pun mundur dan membantunya dari belakang. Dengan kecepatan
kilatnya, Superspeedy menghajar langsung Alien-Alien itu. Mereka tidak dapat
menangkis bahkan mengikuti gerakannya, karena terlalu cepat. Jurus ini
dinamakan
Super Speedy, yang sama
dengan namanya, karena kecepatannya yang tidak dapat ditangkap oleh mata biasa,
membuat Alien-Alien itu sangat kewalahan. Karena beberapa Alien Gargarin sudah
menyebar di seluruh wilayah TelkomCity, Superspeedy menggunakan jurusnya yang
bernama
Indonesia Wifi, yang memperluas
jangkauan gerakan Superspeedy. Seperti teknik teleportasi. Dengan jurus
Indonesia Wifi, Superspeedy dapat dengan
mudah menemukan bahkan menghancurkan Alien Gargarin yang letaknya sangat jauh
dari tempatnya berada.
Dua jam pun berlalu. Perang
antara Superspeedy dan Kepolisian TelkomCity melawan Alien Gagarin hampir
mencapai puncaknya. Kedua pihak sudah menerima beberapa kerugian yang sangat
besar, beberapa personelnya satu per satu tumbang. Dan Super Speedy, juga mulai
kelelahan. “Kekuatanku mulai menipis… aku harus mengakhirinya segera,” seru
Superspeedy dalam hati. “Baiklah… inilah jurus terakhirku…” Sambil mengeluarkan
sebuah
disk yang mirip dengan
disk yang memberikan kekuatannya dahulu. Alat
itu bernama
Telkom Speedy. Superspeedy melompat
tinggi ke atas langit dan berteriak, “High Speed Internet Acces!” Beberapa
cahaya kilat keluar dari tubuh Superspeedy dan langsung mengincar Alien Gagarin
di mana pun mereka berada.
Boom boom boom,
terdengar beberapa ledakan dari dalam kota.
Hampir semua Alien Gagarin tumbang dan musnah dalam sekejap. “Ini belum selesai
Alien Gagarin, terimalah kekuatan terakhirku, kekuatan dari para masyarakat
TelkomCity yang menginginkan kedamaian,
The World in Your Hand!” ucap Superspeedy dengan
semangat. Sebuah cahaya terang dari segala penjuru bumi melesat, menuju pusat
TelkomCity. Cahaya-cahaya itu berkumpul di tangan Superspeedy. “Terima kasih
bumi… energi yang terkumpul di tanganku ini adalah bantuan dari kalian semua,
penghuni bumi. Aku tidak akan mengecewakan kalian,” Superspeedy menghempaskan
bola tersebut menuju pesawat Alien Gargarin yang masih bertengger di atas kota. Dduuarrr… duuarrr…
terdengar bunyi ledakan sebanyak lima
kali. Menandakan pesawat terakhir Alien Gargarin telah lenyap dari muka bumi,
khususnya TelkomCity.
Epilog
Seminggu sudah peristiwa Alien
Planet Gagarin membuat kacau TelkomCity berlalu. Aktivitas di kota itu sudah mulai berjalan normal. Karena
masyarakat dan pemerintahnya bahu membahu memperbaiki kota kesayangan mereka ini. “Kami mengucapkan
banyak-banyak terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu menjaga
kedamaian di kota
ini. Khususnya atas bantuan besar Superspeedy melindungi kota kita semua. Semoga kota kita selalu aman, nyaman, dan tentram,”
salam dari Walikota TelkomCity menutup pidatonya yang disiarkan langsung oleh
Usee TV.
== THE END ==
Tulisan ini saya sertakan dalam kontes Blog:
Be A Superspeedy, The World in Your Hand