Sob, buat yang warga Jakarta atau pun kerja di Jakarta, pasti masih inget dong banjir besar yang sempat melumpuhkan pusat kota Jakarta pada 21 Desember 2012. Hujan deras ditambah angin dan air kiriman dari Bogor membuat banjir di Jl. Muhammad Husni Thamrin hampir setinggi 80 cm. Banyak pohon tumbang juga membuat lalu lintas lumpuh selama empat jam. Kejadian tersebut membuat Joko Widodo (Jokowi), Gurbernur DKI Jakarta dan Pemrov DKI Jakarta, turun langsung ke Jl. MH Thamrin untuk meninjau langsung TKP. Setelah memeriksa, diketahui bahwa drainase di wilayah ini sudah tidak layak, sehingga tidak berfungsi dengan baik. Drainase yang dibuat 40 tahun yang lalu, hanya memiliki diameter 60 cm, tidak mampu untuk menerima debet air yang besar. Pada 'blusuk'-annya saat itu, 26 Desember 2012, Jokowi mengatakan bahwa Jakarta memerlukan saluran air raksasa bawah tanah (seperti di New York, Chicago, Malaysia) atau yang biasa disebut deep tunnel. Drainase di jalan ini juga akan dibuka dan diperbesar menjadi 100 cm.
sumber: news.detik.com |
Proyek Deep Tunnel Jakarta akan dimulai pada Januari 2013. Banyak kalangan yang pesimis terhadap rencana ini, tapi banyak pula yang optimis dengan deep tunnel yang dapat mengurangi banjir di Jakarta. Deep Tunnel akan dibangun membentang dari MT. Haryono hingga Pluit. Total panjang deep tunnel ini diperkirakan kurang lebih 26 km. Semua air yang masuk akan dialirkan menuju Sungai Ciliwung dan Banjir Kanal Barat. Proyek raksasa ini menelan biaya sekitar 14 triliun rupiah. Para ahli mengatakan harga ini masih masuk. Karena tiap tahunnya, akibat banjir, Jakarta menerima kerugian hingga 10 triliun rupiah. Lama pengerjaan diperkirakan 4-5 tahun, bila menggunakan 2 mesin. Walaupun menggunakan mesin dari luar negeri, tapi pengerjaan ini tetap dilakukan oleh orang kita.
Untuk masalah pembiayaan, Jokowi yakin pihak swasta tertarik untuk ikut tender ini. Pihak dari luar negeri pun juga mengapresiasi rencana ini dan ingin ikut tender juga. Sebenarnya, proyek deep tunnel ini bukan barang baru. Dari zaman pemerintahan Sutiyoso, rencana ini sudah beberapa kali dirapatkan. Namun, terjadilah pergantian gurbernur, dan gurbernur saat itu, Fauzi Bowo, tidak tertarik dengan proyek ini. Sehingga proyek deep tunnel mengalami mati suri.
Penggerjaan proyek ini bisa dijalankan langsung, karena tidak memerlukan pembebasan lahan, serta tidak akan mengganggu pengguna jalan (karena dikerjakan di bawah tanah). Tiang pancang gedung-gedung perkantoran yang berdekatan dengan deep tunnel juga dipastikan tidak akan terganggu. Secara garis besar, ada 4 fungsi deep tunnel Jakarta, yaitu:
1. Mengurangi Kemacetan
2. Mengurangi Banjir
3. Memisahkan air bersih dan limbah
4. Membantu penggerjaan kabel (yang sering mengganggu pengguna jalan)
Deep tunnel memiliki 3 terowongan yang difungsikan: 2 sebagai jalan tol, dan 1 untuk saluran air. Tiap terowongan memiliki diameter 16 m. Bila hujan deras dan debet air melebihi batas, terowongan ini harus segela ditutup atau dikosongkan (Ada pemberitahuan 4 jam sebelum banjir), sehingga kedua terowongan lainnya dapat difungsikan untuk mengaliri air yang bisa berdampak banjir.
sumber: finance.detik.com |
Semoga proyek ini tidak menjadi wacana saja, atau bahkan mati suri. Dan bila pun dikerjakan, harus sampai selesai, jangan hanya menjadi 'monumen' saja. Mengingat musim hujan belum memasuki masa penghujungnya, cepat atau lambat Jakarta akan disiram banjir kembali. Untuk itu, sambil menunggu proyek ini terselesaikan, ada baiknya kita ikut ambil bagian, seperti: tidak membuang sampah sembarangan, membersihkan saluran air, menanam pohon, dsb. Karena masalah Jakarta bukan Pemrov-nya saja yang harus menyelesaikan. Tapi kita sebagai warga Jakarta juga harus bahu-membahu untuk mengatasi masalah-masalah yang ada. Banjir pasti bisa teratasi!
No comments:
Post a Comment
Silakan Tinggalkan Jejak Anda Di sini... Terima kasih =)