Wednesday, August 30, 2017

BAD GENIUS: KECURANGAN DI RUANG UJIAN


Dari awal kemunculan trailer “Bad Genius” di Facebook dan YouTube, gw udah tandai nih film. Terlebih gw suka film Thailand dan selalu nonton produksi film dari GDH. Untuk menambah keyakinan, gw nanya temen yang kesukaanya sama. Dia memberikan rating 9! Di Google pun rating film ini untuk internasional 8, nyaris 9. Kemarin gw nonton di CGV Depok, thx to Blitz yang udah buka di Depok, jadi gw ga perlu jauh2 lagi nonton ke Grand Indonesia ^^ Pas beli tiket, masih kosong, gw kira film ini udah sepi karena udah minggu keduanya. Gw nonton sendiri, pesen 1 tiket dan di bangku tengah, hahaha. Pas film mulai, ternyata studio rame dan gw duduk ditengah2 dua pasangan -_-. Pasangan yang kanan gw kerjaannya dari film mulai sampai habis, ngemil melulu. Bau makananya itu loh, kemana2, jadi laper, haha. Nah, yang rese pasangan di sebelah kiri gw. Berantem coy di dalem studio. Dari awalnya mesra2, kesel2an, marah, berantem, kontak fisik, terus ngambek mau ninggalin studio, hingga akhirnya mereka berdua nangis2an, dan baikan. Baru kalem di pertengahan film. Sanking berisiknya mereka, gw sampai tahu masalahnya, hahaha.

“Bad Genius” bercerita tentang tokoh utama Lynn, siswi yang sangat pintar. Dari kecil selalu dapat nilai A dan IPK 4, sempurna! Dia pun masuk SMA unggulan dengan beasiswa penuh. Sanking pinternya, Lynn dapat menjawab soal matematika dengan lembaran yang terbalik. Di kelas 10 dia mendapat teman pertamanya sekaligus menjadi sahabat, Grace. Grace ingin ikut drama di sekolah, tapi IPKnya harus di atas 3,2. Merasa dirinya tidak pintar, iya meminta Lynn mengajarinya. Dan tibalah saat ujian berlangsung, ketegangan pertama dimulai. Grace yang blank saat ujian akhirnya diberikan contekan oleh Lynn, yang tekniknya, menurut gw, mirip2 Detective Conan di Chapter Pembajakan Bus.

Berhasil mendapatkan nilai yang baik, Grace tidak sengaja menceritakan bantuan Lynn terhadap dirinya ke pacarnya, Pat, anak orang kaya. Di sinilah Pat menawarkan sebuah kerja sama. Lynn memberikan contekan kepada dia dan teman2nya saat ujian, dihargai 3.000 bath per siswa. Lynn pun menerima tawaran tersebut, karena dia berasal dari keluarga kurang mampu, ayahnya hanya seorang guru, dan dia mendapatkan kenyataan, walaupun dirinya sekolah gratis, ayahnya masih harus membayar “uang kopi”—mungkin kalo di Indonesia itu uang gedung yah. Dan biaya “uang kopi” nya cukup mahal. Lynn pun mulai menciptakan teknik2 untuk memberikan jawaban ujian ke teman-temannya.

Kerja sama yang akhirnya menjadi bisnis ini meningkat pesat, makin banyak siswa yang mau bayar. Dan bisnisnya naik level ke ujian STIC—semacam ujian global untuk masuk universitas di luar negeri. Namun Lynn tidak dapat melakukan sendiri, dia minta bantuan Bank, siswa yang sama geniusnya dengan Lynn dan pandai menghafal. Saingannya dalam memperebutkan beasiswa kuliah di Singapura. Lynn yang genius pun menjabarkan rencananya dengan matang, terstruktur, dan rinci, bagaimana caranya memberikan contekan ke lebih dari ratusan siswa yang ikut ujian STIC di Thailand.

Menonton film ini gw melihat perpaduan ala-ala “Ocean Eleven” dan “Mission Imposible”. Gw baru tahu setelah nonton dan cek di Google, bahwa ini film kategori Thriler. Pantes filmnya tegang terus dari awal hingga akhir. Penonton dibuat “lupa” nafas dan fokus hingga akhir. Di awal saja ketegangan dimulai saat keempat tokoh di atas di intrograsi akibat ada indikasi kebocoran soal global STIC yang mereka lakukan (kebocoran soal global, coy). Dengan film durasi yang lebih dari 2 jam ini, ga bikin penoton bosen, ga ada yang ngobrol ataupun main hp di studio. Sutradaranya berhasil menciptakan ketegangan di ruang ujian, yah kebayang lah saat kita ujian di kelas dan ngasih contekan ke temen, dag-dig-dugnya gimana gitu :D Film ini sarat dengan pesan moral, cita-cita, persahabatan, isu sosial, hingga ‘pemerasan’ yang dilakukan secara tidak langsung di lingkungan sekolah. Sebuah drama remaja yang menarik!


Favorite quote:
“Kamu boleh membatalkan rencana ini, tapi tolong jangan marah kepadaku :( “ – Pat untuk Lynn
“Kalo kamu tidak curang di kehidupan ini, kehidupan itu sendirilah yang akan mencurangimu!” – Lynn untuk Bank
»»  Selengkapnya...

Friday, August 18, 2017

BIKIN E-KTP BAYAR 1 JUTA BESOK LANGSUNG JADI

Gw lahir dan besar di Purwokerto, Jawa Tengah. Selesai kuliah, gw merantau kerja di Jakarta. Tinggal di Depok, Jawa Barat. Lima tahun yang lalu gw menikah, istri KTP Banyumas, dan gw masih KTP Purwokerto. Kami tinggal di Bogor dan punya anak 1. Tahun 2016 yang lalu, gw ditugaskan kantor untuk dinas ke luar negeri. Yang artinya gw harus bikin paspor, sementara untuk bikin paspor harus di Kantor Imigrasi sesuai domisili. Gw harus bikin KTP Bogor. Gw pun mendatangi kantor kelurahan terdekat, yang maaf, gw ga bisa nyebutin dimana, demi keamanan masing2 :). Di situ gw ketemu seorang PNS, yang gw ga tahu jabatannya apa, tadi dia duduk dengan meja yang ada alat foto dan printernya. Beliau PNS bilang, blangko E-KTP sedang kosong, dan prosesnya bisa sampai 3 bulan. Padahal gw harus segera bikin paspor untuk tugas ke luar negeri. Udah sempet pasrah nih, dan gw menghubungi kantor untuk bilang berangkat aja deh tanpa gw. Beliau PNS itu pun memberikan kode ke gw, “mau dibantu ga mas?” Sontak, gw pun mengiyakan. Beliau PNS bilang, silakan siapkan 1 juta rupiah cash hari ini. Besok KTP mas langsung jadi! Tanpa pikir panjang gw pun langsung bergegas ke ATM untuk ambil duitnya. Kenapa gw setuju dengan harga segitu? Karena sudah 5 tahun nikah, gw belum punya Kartu Keluarga. Urusan bikin Surat Pindah aja ribet banget dan duit2 terus. KTP domisili suami-istri juga belum punya ^^

Gw pun langsung menyerahkan duit 1 juta itu ke Beliau PNS, pastinya dengan diem2, hehehe. Setelah itu gw dan istri langsung disuruh foto untuk bikin E-KTP. Besoknya gw dateng lagi ke kelurahan. Apa yang gw dapet dengan bayar 1 juta? 2 KTP suami-istri dan Kartu Keluarga! E-KTP nya itu asli loh, karena Beliau PNS langsung menunjukkan sebuah program di komputer mejanya untuk menunjukkan bahwa NIK di E-KTP gw asli dan terdaftar. Akhirnya gw punya KTP domisili setelah bertahun2, hehehe. Thx buat Beliau PNS di sana yang telah “bantu gw”. Emang salah sih... tapi mau gimana lagi, susah bro urus apa2 di negara ini. Mau jujur aja diribetin --__--.  Asal ada fulus, semua mulus :)


==END==
»»  Selengkapnya...