Thursday, January 17, 2013

Bahan Bakar Air: Teknologi Masa Depan



“… dan saya percaya suatu saat nanti, air  dapat menjadi bahan bakar masa depan”
– Jules Verne, penulis novel science-fiction Journey to the Center of the Earth (1864)


Sejak ratusan tahun yang lalu, tanpa kita sadari, belum ada penemuan teknologi agar kendaraan menjadi irit bahan bakar dan ramah lingkungan. Kalaupun ada seperti Mobil Hybrid Cell, harganya tak terjangkau untuk masyarakat. Indonesia merupakan negara yang paling boros menggunakan BBM. Menurut data dari Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), persediaan sumber energi fosil di Indonesia diperkirakan hanya akan bertahan dalam beberapa puluh tahun saja. Persediaan gas di Indonesia hanya bisa bertahan sekitar 30 tahun, bahan bakar batu bara sekitar 50 tahun, dan yang paling mengkhawatirkan adalah persediaan bahan bakar minyak yang hanya mampu bertahan sekitar 11 tahun saja.

Bensin dan solar termasuk bahan bakar fosil yang tidak dapat diperbaharui, yang keberadaannya harus dihemat demi generasi mendatang. Keterbatasan persediaan minyak dan meningkatnya konsumsi pemakaian bahan bakar, menyebabkan harga minyak dunia melambung tinggi dan tak terkendali. Saat ini kita sudah menyaksikan kelangkaan bahan bakar. Minyak menjadi barang mewah dibeberapa daerah di Indonesia. Dan parahnya lagi, saat harga minyak naik, harga kebutuhan hidup masyarakat pun meningkat. Indonesia perlu sumber energi yang dapat diperbaharui dan optimalisasi kualitas lingkungan. Teknologi Bahan Bakar Air lah salah satu solusi yang saat ini masih terus dikembangkan dan disempurnakan.
Sejarah Mencatat:
Tahun 2006 hingga 2008, teknologi Bahan Bakar Air mendapat perhatian dari negara-negara pencinta hemat bahan bakar. Voll Johanes Bosco di Palu, Sulawesi Tengah, berhasil menerapkan teknologi ini ke sepeda motornya. Ir. FX Agus Unggul Santoso, Jogja, berhasil menekan pemakaian BBM sampai 15% dengan Bahan Bakar Air. Dan terakhir, Joko Suprapto di Nganjuk, Jawa Timur, berhasil menemukan teknologi biofuel (Bahan bakar air laut).
Hydrogen On Demand (HOD) atau Hybrid Air adalah teknologi hemat bahan bakar dengan menggunakan campuran bahan bakar air murni, dan solar atau bensin, khususnya yang diperuntukkan bagi kendaraan bermotor (motor dan mobil). Dengan HOD, proses pembakaran pada mesin menjadi sempurna (tidak mengotori udara). Inti dari teknologi ini bertumpu pada proses elektrolisa air ketika mesin kendaraan dihidupkan. Dari proses elektrolisa air itu akan dihasilkan gas yang dikenal dengan naman brown gas.

   Secara kimia, rumus brown gas adalah HHO (2 Hidrogen + 1 Oksigen). Brown gas sering juga disebut Hydroxy, dan dalam pembakarannya dapat menghasilkan energi berton-ton yang hanya membutuhkan arus listrik yang relatif sangat kecil. HHO terbukti lebih aman, ekonomis, dan mudah dikontrol. Kalau kita coba rinci, dalam proses elektrolisa air, terbentuknya gas HHO adalah adanya kombinasi tiga faktor utama yang bekerja: 
   1.Arus listrik searah (DC) yang mengalir melalui tiga komponen yang bekerja, yaitu kawat elektroda. 
    2. Pusaran magnet (magnetic vortex) yang ditimbulkan oleh elektroda.
    3. Tekanan udara (vacumm) yang berasal dari mesin.
Sejarah Mencatat:
Isaac de Rivaz (1805) orang pertama yang menggunakan Hidrogen dengan sistem elektolisa air. Disempurnakan oleh Nicola Tesla (1856-1943) dan Stanley Meyer (1980-1998)
sumber: http://www.auto-facts.org/water4gas-scam
Dengan masuknya brown gas ke dalam ruang bakar mesin, maka secara langsung akan menaikkan tingkat atau angka oktan bahan bakar. Dengan meningkatnya angka oktan, tenaga yang ditimbulkan akan lebih kuat, oleh karena pembakaran menjadi lebih sempurna. Pembakaran yang sempurna apabila piston-nya lebih dekat dengan top death center (TDC) akan membuat gerak piston tidak terganggu dan suara mesin pun menjadi halus. Kesempurnaan pembakaran itu lebih disebabkan oleh pembakaran yang lambat. Secara singkat, teknologi brown gas pada aplikasi kendaraan bermotor lebih berperan untuk menormalkan kerja mesin sehingga lebih efisien.

Dengan metode Hybrid Air, sebuah mobil dapat dijalankan menggunakan air, dengan beberapa perubahan pada mesin. Kendaraan yang menggunakan teknologi ini merendahkan kadar emisi gas buang dan meningkatkan tenaga mesin. Pembakaran internal dari mesin kendaraan, memiliki efisiensi yang rendah dari 25%-30% (yang diubah berupa gerak), sisanya 75%-80% berupa polusi dan deposit karbon (bahan bakar yang tak terbakar) panas, getaran (denotasi), dan kebisingan (getaran). Hanya dengan 4 liter air murni, kendaraan Anda dapat meningkatkan efisiensi hemat bahan bakar hingga 50%.
Daya listrik yang sangat kecil dari AKI dapat memisahkan air menjadi gas atau HHO
Selain energi yang dihasilkan, akhir dari prosesnya juga mengeluarkan air
Gas HHO memiliki kekuatan 3 kali lebih kuat dari bensin
Hybrid Air merupakan intensifikasi energi dahsyat yang layak untuk segera disambut masyarakat luas. Dalam hal ini pemerintah berkewajiban untuk mempermudah perizinannya, bahkan bila perlu memfasilitasi agar teknologi baru ini akan menjadi program yang bergairah dan menarik. Bila Hybrid Air menjadi program nasional, banyak devisa negara yang dapat dihemat untuk bahan bakar.

Sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna, dalam kondisi dan situasi apa pun tetap harus menjalankan fungsi sebagai wakil Tuhan di muka bumi: menjaga dan melestarikan alam. Teknologi ini belum sanggup bekerja pada kendaraan dengan bertumpu pada air saja (Setengah bensin setengah air). Dan unit elektrolisa masih menjadi jantung dari aplikasi teknologi bahan bakar Hybrid Air.

Dengan penjelasan di atas, semoga dapat memperkaya pandangan kita terhadap pentingnya penghematan energi, mencari sumber energi baru, dan menyempurnakan serta memanfaatkan teknologi air semaksimal mungkin, demi kita dan bumi ini.

Tulisan ini saya sertakan dalam kontes Blog:   
"Anugerah Jurnalistik Aqua 2012"


 Anugerah Jurnalistik Aqua 2012

15 comments:

  1. Kalau bisa, teknologi ini secepatnya dikembangkan untuk menghadapi permasalahan energi. Air sangat melimpah, apalagi jika jakarta sedang kebanjiran. Bagaimana BOS?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Betul banget Gan... entah kenapa penemuan ini berhenti di tahun 2008. Sudah 4 tahun lebih tidak ada yang melanjutkannya :| Bahan Bakar Air masih menggunakan air murni (distill water). Semoga ke depannya lebih sempurna, bisa menggunakan segala jenis air :)

      Delete
  2. bahan bakar air murni dah ada, boss. yg pake ternyata orang-orang desa di kaki merapi.
    mungkin sengaja ga mereka ekspose, terlalu bnyk orang serakah di negeri ini

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wah... berita bagus nih Gan. Saya malah belum pernah denger. Jadi penasaran pengen neliti ke sana :)

      Delete
    2. Ajib..gan :-) semoga eksperimen ini bukan hanya mimpi,tetapi bisa diwujudkan

      Delete
    3. Thx Gan... ini bukan mimpi, pernah terjadi kog. Hanya tinggal dikembangkan dan disebarluaskan lagi ^^

      Delete
  3. bohong banget ni.. hho?? h20?? cara penulisan rumus kimianya aja salah, nggak ada orang yang nulis rumus kimia HH0. dan kalaupun air dielektrolisa, dia akan jadi uap air biasa om, jika uap air bertemu dengan bensin/solar, kemampuan bensin/solar untuk terbakar hilang. jangan sebar isu om

    ReplyDelete
    Replies
    1. Thx Gan atas komentarnya. Ini bukan bohong atau isu. H2O itu rumus kimia untuk Air (ion Hidrogen [H+] dan ion Hidroksida [OH–]). Brown Gas memiliki rumus kimia HHO (Hidrogen+Hidrogen+Oksigen) atau yang disebut Hydroxy. Gas HHO dihasilkan dari sistem elektrolisa atau pengurai cairan dalam tabung elektrolisa yang dialirkan lewat selang masuk ke ruang bakar mesin dan akan bercampur dengan gas hidrokarbon dari BBM. Dengan cara ini BBM dapat dihemat dalam tingkat yang signifikan. Teknologi ini sudah ada di Indonesia sejak 2008, bahkan Presiden SBY hadir di sana. Media nasional pun meliput Teknologi Brown Gas ini. Tapi sayang, belum ada lagi yang melanjutkan dan menyempurnakan peneuman hebat ini.

      Delete
  4. ayok semangat buat anak indonesia
    ciptakan bahan bakar terbarukan :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Siap Gan... harus ada bahar bakar alternatif dan bisa diperbaharui =)

      Delete
  5. saya baru aja mengadakan sebuah percobaan untuk mendapatkan gas hidrogen dari air dengan melakukan proses elektrolisa (saya pelajari dari internet dan buku) pada tanggal 14-03-2013, hasilnya nyata, dan bukan omong kosong, ketika gas H2 di masukkan ke dalam botol aqua sekitar 100cc dan kemudian di bakar menghasilkan ledakan kuat setara petasan. sungguh menakjubkan. sangat sederhana. tujuan saya adalah untuk dipasang ke mesin panther....

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wah mantap Gan... Anda bisa menjadi penerus penelitian ini. Sangat perlu disempurnakan dan disosialisasikan.
      Semangat yah Gam. Sukses selalu.
      Terima kasih.

      Delete
  6. sebenarnya banyak yang bisa mengaplikasikan fuel water, tapi rata2 hanya dipakai di kalangan sendiri, karena pedagang minyak seperti pertamina akan ketakutan menjadi miskin kalau semua tahu aplikasi ini. Padahal harus ada yang berjuang menyebarkan skema. Ketik aja joe cell di google, atau ketika high frekuensi di google, sudah sangat jelas, air dapat menjadi bahan bakar masa depan.

    ReplyDelete
  7. Tinggal realisasi, saya siap berkonstribusi
    Ayo bikin grup..!!!!
    I dO My Best...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Selamat berjuang Gan!
      Fakta2 ini banyak disembunyikan, karena akan banyak yang dirugikan. Jadi harus tetep berkreasi terus.

      Delete

Silakan Tinggalkan Jejak Anda Di sini... Terima kasih =)