Dari awal kemunculan trailer “Bad Genius” di Facebook dan YouTube,
gw udah tandai nih film. Terlebih gw suka film Thailand dan selalu nonton
produksi film dari GDH. Untuk menambah keyakinan, gw nanya temen yang
kesukaanya sama. Dia memberikan rating 9! Di Google pun rating film ini untuk
internasional 8, nyaris 9. Kemarin gw nonton di CGV Depok, thx to Blitz yang udah buka di Depok, jadi gw ga perlu jauh2 lagi
nonton ke Grand Indonesia ^^ Pas beli tiket, masih kosong, gw kira film ini
udah sepi karena udah minggu keduanya. Gw nonton sendiri, pesen 1 tiket dan di
bangku tengah, hahaha. Pas film mulai, ternyata studio rame dan gw duduk
ditengah2 dua pasangan -_-. Pasangan yang kanan gw kerjaannya dari film mulai
sampai habis, ngemil melulu. Bau makananya itu loh, kemana2, jadi laper, haha.
Nah, yang rese pasangan di sebelah kiri gw. Berantem coy di dalem studio. Dari
awalnya mesra2, kesel2an, marah, berantem, kontak fisik, terus ngambek mau ninggalin
studio, hingga akhirnya mereka berdua nangis2an, dan baikan. Baru kalem di
pertengahan film. Sanking berisiknya mereka, gw sampai tahu masalahnya, hahaha.
“Bad Genius” bercerita tentang tokoh utama Lynn, siswi yang
sangat pintar. Dari kecil selalu dapat nilai A dan IPK 4, sempurna! Dia pun
masuk SMA unggulan dengan beasiswa penuh. Sanking pinternya, Lynn dapat
menjawab soal matematika dengan lembaran yang terbalik. Di kelas 10 dia
mendapat teman pertamanya sekaligus menjadi sahabat, Grace. Grace ingin ikut
drama di sekolah, tapi IPKnya harus di atas 3,2. Merasa dirinya tidak pintar,
iya meminta Lynn mengajarinya. Dan tibalah saat ujian berlangsung, ketegangan
pertama dimulai. Grace yang blank saat
ujian akhirnya diberikan contekan oleh Lynn, yang tekniknya, menurut gw, mirip2
Detective Conan di Chapter Pembajakan Bus.
Berhasil mendapatkan nilai yang baik, Grace tidak sengaja
menceritakan bantuan Lynn terhadap dirinya ke pacarnya, Pat, anak orang kaya. Di
sinilah Pat menawarkan sebuah kerja sama. Lynn memberikan contekan kepada dia
dan teman2nya saat ujian, dihargai 3.000 bath per siswa. Lynn pun menerima
tawaran tersebut, karena dia berasal dari keluarga kurang mampu, ayahnya hanya
seorang guru, dan dia mendapatkan kenyataan, walaupun dirinya sekolah gratis,
ayahnya masih harus membayar “uang kopi”—mungkin kalo di Indonesia itu uang
gedung yah. Dan biaya “uang kopi” nya cukup mahal. Lynn pun mulai menciptakan
teknik2 untuk memberikan jawaban ujian ke teman-temannya.
Kerja sama yang akhirnya menjadi bisnis ini meningkat pesat,
makin banyak siswa yang mau bayar. Dan bisnisnya naik level ke ujian
STIC—semacam ujian global untuk masuk universitas di luar negeri. Namun Lynn
tidak dapat melakukan sendiri, dia minta bantuan Bank, siswa yang sama
geniusnya dengan Lynn dan pandai menghafal. Saingannya dalam memperebutkan
beasiswa kuliah di Singapura. Lynn yang genius pun menjabarkan rencananya
dengan matang, terstruktur, dan rinci, bagaimana caranya memberikan contekan ke
lebih dari ratusan siswa yang ikut ujian STIC di Thailand.
Menonton film ini gw melihat perpaduan ala-ala “Ocean
Eleven” dan “Mission Imposible”. Gw baru tahu setelah nonton dan cek di Google,
bahwa ini film kategori Thriler. Pantes filmnya tegang terus dari awal hingga
akhir. Penonton dibuat “lupa” nafas dan fokus hingga akhir. Di awal saja
ketegangan dimulai saat keempat tokoh di atas di intrograsi akibat ada indikasi
kebocoran soal global STIC yang mereka lakukan (kebocoran soal global, coy). Dengan
film durasi yang lebih dari 2 jam ini, ga bikin penoton bosen, ga ada yang
ngobrol ataupun main hp di studio. Sutradaranya berhasil menciptakan ketegangan
di ruang ujian, yah kebayang lah saat kita ujian di kelas dan ngasih contekan
ke temen, dag-dig-dugnya gimana gitu :D Film ini sarat dengan pesan moral,
cita-cita, persahabatan, isu sosial, hingga ‘pemerasan’ yang dilakukan secara
tidak langsung di lingkungan sekolah. Sebuah drama remaja yang menarik!
Favorite quote:
“Kamu boleh membatalkan rencana ini, tapi tolong jangan
marah kepadaku :( “ – Pat untuk Lynn
“Kalo kamu tidak curang di kehidupan ini,
kehidupan itu sendirilah yang akan mencurangimu!” – Lynn untuk Bank