Oke Bloggers… kali
ini gw akan menceritakan perjalan kerja gw (sekalian jalan-jalan) ke Kuala
Lumpur, Malaysia. Perjalanan dimulai lewat tol Lebak Bulus Jakarta – tol Kebon
Jeruk – Bandara SOETA yang ditempuh hanya dalam waktu 30 menit! Tol Kebon Jeruk
terbilang tol yang cukup baru. Karena itu, masih sepi dari kendaraan, dan
jalannya pun masih mulus. Gw naik pesawat Lion Air JT-282 yang berangkat pukul
09:05 dari Terminal 2D. Ingat bro… untuk keberangkatan internasional,
diharapkan datang 2 jam sebelum take off, karena 2 kali check in (tiket dan
imigrasi). Pukul 7 gw udah sampe bandara. Tapi karena loket Lion cuma 1, jadi
ngantri panjang dan cukup makan waktu. Sekedar info, dan gw yakin udah pada
tahu :p kalo tiket tinggal print aja, atau foto di hp, dan tinggal sebutkan
kode booking pas di loket. Sekarang juga udah ga bayar air tax di tempat. Loket
imigrasi juga cuma 1 untuk ASEAN, jadi ngantri lagi. Oh iya, gw berangkat ber-4
orang (3 bos, 1 anak buah—gw :D). Karena bos ga mau repot pas nyampe, barang2
dibawa ke pesawat semua (maksimal 7 kg per orang). Sampai di pintu D, kita
sarapan dulu, malan donat di Krispy Kreme Doughnuts. Masuk di Boarding Room,
tas gw dibuka, dan beberapa barang gw dikeluarin dan dilarang untuk dibawa
masuk ke pesawat. Gw baru tahu peraturan ini—DILARANG MEMBAWA CAIRAN DI ATAS
150 ML KE DALAM PESAWAT! T__T Walhasil, gw harus merelakan sabun mandi cair,
shampo, dan minyak rambut gw yang masih banyak untuk mereka (ikhlaskan!).
Peraturan inj berlaku untuk semua penerbangan. Kalo kalian di Boarding Room
lihat orang2 yang lagi ngabisin air mineral mereka, itu akibat dari peraturan
di atas. Gw dapat di bangku 2D, paling depan-ujung jalan. Lumayan bisa lihatin
aktivitas 2 pramugari dan ruang pilot. Penerbangan hanya telat 10 menit akibat
lalu lintas udara yang padat. Sampai di Kuala Lumpur International Airport 2
pukul 12:05 waktu Malaysia. Jadi, karena perbedaan waktunya hanya 1 jam,
perjalanan dari Indonesia ke Malaysia yang sebenarnya ditempuh hanya dalam
waktu 1 jam, terlihat seperti 2 jam perjalanan.
Touch down
di KLIA 2 dengan selamat, saat sampai di terminal kedatangan, gw langsung
teringat Bandara Kuala Namu Medan, Sumatera Utara. Mirip banget bro, dari
tempat masuk pesawatnya, dalamnya, ampe jalan layangnya keluar bandara. Pasti
Malaysia niru Medan, hehehe :D.
Ini sedikit kamus
bahasa Malaysia yang bisa dipake di KLIA:
- Perlepasan Dalam
Negeri (Domestic Departures)
- Perlepasan Antar
Bangsa (International Departures)
- Kaunter
(Counter-Check in/out)
(Catatan: saat gw nuker rupiah ke ringgit (beli),
harganya Rp 3.650 = RM 1.
Keluar dari terminal,
ada stand operator HP Malaysia yang mereknya HotLink. Mereka menawarkan nomor
HP Malaysia paket turis: Internet unlimited 1 Minggu = RM 13 dan Internet
unlimited plus pulsa untuk telepon dan sms 1 minggu = RM 33. Untuk kita orang
modern yang ga bisa lepas dari online HP, paket ini sangat dibutuhkan. Operator
yang dipilih adalah Maxis 3G. Mengingat mode roaming yang mahal untuk operator
Indonesia. KLIA terdiri dari 4 lantai. Lantai 4 untuk bandara+tempat makan,
lantai 3&2 isinya kaya mal, dan lantai 1 untuk parkir, mobil, dan kereta.
Sampai di luar bandara, kita dijemput oleh klien kami dan ditraktir makan siang
di Sri Bangi Horizon Garden Restaurant, Bandar Baru Bangi, Selangor (macam
family restaurant gitu). Dan diantar sampai Hotel Wira di Jalan Tamboosamy Chow
Kit, Kuala Lumpur. Sepanjang perjalan gw melewati jalan tolnya Malaysia, high
way, smart tunnel, dan jalan besarnya (bisa dilalui motor juga). Kesimpulan gw
terhadap jalan Malaysia adalah, orang2nya tertib, bersih, jalanan mulu, sepi
kendaraan, dan ga macet :). Untuk ukuran hari Sabtu/Libur/atau Cuti dalam bahasa Malaysia.
Kenapa gw datang ke
KL? Gw kerja di Penerbitan Buku, Namanya Penerbit CHANGE. Dan gw sebagai Chief
Editornya. Ini event tahunan Malaysia, namanya Pesta Buku Antarbangsa Kuala
Lumpur 2015 (KLiBF) yang diselenggarakan 24 April-3 Mei 2015. Bertempat di
Pusat Dagang Dunia Putra (PWTC) Kuala Lumpur. Kalo di Indonesia ada 3 event
besar perbukuan: Islamic Book Fair, Jakarta Book Fair, dan Indonesia Book Fair.
Ketiganya diselenggarakan di Istora Senayan Jakarta. Kami memilih Wira Hotel
karena jaraknya dekat dengan PWTC, cukup jalan kaki 10 menit. Masuk percuma (gratis) dari pukul 10 pagi
hingga 7 malam (hari Isnin-Kamis), dan hingga 9 malam (hari Jumaat, Sabtu,
Ahad, dan Cuti Umum). Pemerintahan Malaysia, khususnya Kementerian Pendidikan
Malaysia, sangat mendukung industri buku mereka. Terbukti event ini sangat di
dukung, dengan menyediakan bus gratis, bus antar-jemput pelajar, dan pemberian baucher (voucher) untuk para pelajar 1
orang 1 dengan nominal RM 25. Voucher ini bisa ditukarkan di stand2 penerbit
yang menjual buku. Voucher itu kemudian ditukarkan di bank, untuk diuangkan
oleh penerbit. Pemerintah juga membebaskan GST (Goods Service Tax—dalam bahasa
Malaysia) atau pajak untuk industri buku.
Ini tarif kamar Wira
Hotel
Menurut gw, Wira
Hotel merupakan tempat penginapan yang nyaman. Dapat makan pagi (breakfast),
welcome drink di meja kamar, AC sentral—bisa diatur, ada TV, Kamar mandi shower
dan ada air panasnya, sabun cair :’), ada handuk, lemari, hanger yang ga bisa
dibawa pulang, sandal, tempat tidur empuk plus selimut tebel dan bantal. Namun,
menurut pengamatan gw, untuk traveler
yang ingin cari penginapan low fare
di KL, coba datang ke Bukit Bintang. penginapan di sana rata2 RM 90++ per
malamnya (fasilitasnya gw kurang tahu).