Dear Blog... ini postingan pertama gw di 2016. Udah lama banget ga nulis di mari. Buat pengunjung blog ini, selamat membaca :)
Ceritanya begini... gw kerja di sebuah perusahaan penerbit buku di Jakarta. Di situ gw sebagai Editor Buku (yang ngedit2 tulisan biar layak terbit). Nah, bulan lalu temen gw resign, dia sebagai layouter. Otomatis kita buka lowongan untuk mencari layouter pengganti. Hingga tulisan ini di-publish, kantor gw juga belum dapat layouter baru! Gile yah, ternyata di Jakarta ga cuman susah nyari kerja... nyari yang mau kerja juga susah loh :D
Lowongan sudah disebar via Facebook, Twitter, dan Kaskus. Persyaratannya juga ga susah-susah amat kog. Dari beberapa pelamar yang masuk, kami memilih 2 orang. Orang ke-1 kami berikan tes, tapi tidak dikerjakan. Orang ke-2 kami berikan tes, tapi minta nambah waktu seminggu lagi T_T. Memang saat ini kami selektif dengan fresh graduate, karena perusahaan untuk 2016 mempunyai target tinggi, sehingga kami ditugaskan pimpinan untuk "berlari cepat", jadinya ga sempet bila harus ngajari orang baru lagi ^^ *piss V.
Beberapa sudah dites, beberapa sudah dipanggil ke kantor. Tapi ga ada yang lolos loh. Dari tim penilai tes hanya memberi nilai 1 dan 2 dari 5 untuk para pelamar yang sudah dites. Alasannya, karena hasil tes layout mereka tidak ada yang menggunakan paragraph style. Tim penilai berpendapat bahwa, bila mereka tidak menggunakan paragraph style dalam melayout naskah buku yang memiliki banyak paragraf akan kesulitan sendiri dan makan waktu banyak bila dilakukan manual. Saat seseorang mempelajari InDesign, seharusnya hal pertama yang dipelajari adalah paragraph & character style. Banyak pelamar yang backgroundnya nonbuku, seperti majalah dan koran, yang memang tidak banyak bermain text, melainkan berfokus diinterior. Karena itu, hal sepele seperti paragraph style jadi terlewatkan oleh mereka.
Memang dari segi pengembangan karier dan kreativitas, menjadi layouter nonbuku lebih dinamis. Tapi kerja menjadi layouter di buku juga seru kok dan lebih santai, ga banyak deadline, hehehe. Buat temen-temen yang masih mencari kerja, ingat-ingat apa yang sudah kita pelajari selama ini dan jangan sampai hal kecil menjadi terlewatkan. Seperti paragraph style ini, sejago2-nya para layouter dengan pengalaman kerja yang banyak, akan gugur seleksi juga bila tidak memperhatikan hal-hal kecil yang cenderung sepele, dalam menyelesaikan tugas yang bahkan hal kecil tersebut menjadi poin penting dalam penilaian sebuah tes seleksi kerja.
Beberapa sudah dites, beberapa sudah dipanggil ke kantor. Tapi ga ada yang lolos loh. Dari tim penilai tes hanya memberi nilai 1 dan 2 dari 5 untuk para pelamar yang sudah dites. Alasannya, karena hasil tes layout mereka tidak ada yang menggunakan paragraph style. Tim penilai berpendapat bahwa, bila mereka tidak menggunakan paragraph style dalam melayout naskah buku yang memiliki banyak paragraf akan kesulitan sendiri dan makan waktu banyak bila dilakukan manual. Saat seseorang mempelajari InDesign, seharusnya hal pertama yang dipelajari adalah paragraph & character style. Banyak pelamar yang backgroundnya nonbuku, seperti majalah dan koran, yang memang tidak banyak bermain text, melainkan berfokus diinterior. Karena itu, hal sepele seperti paragraph style jadi terlewatkan oleh mereka.
Memang dari segi pengembangan karier dan kreativitas, menjadi layouter nonbuku lebih dinamis. Tapi kerja menjadi layouter di buku juga seru kok dan lebih santai, ga banyak deadline, hehehe. Buat temen-temen yang masih mencari kerja, ingat-ingat apa yang sudah kita pelajari selama ini dan jangan sampai hal kecil menjadi terlewatkan. Seperti paragraph style ini, sejago2-nya para layouter dengan pengalaman kerja yang banyak, akan gugur seleksi juga bila tidak memperhatikan hal-hal kecil yang cenderung sepele, dalam menyelesaikan tugas yang bahkan hal kecil tersebut menjadi poin penting dalam penilaian sebuah tes seleksi kerja.
END