Sob... pernah ga sih lo nonton di bioskop, datang 2 jam untuk beli tiket sebelum jam penanyangan, tapi ternyata dah full. Dan lo harus beli jam berikutnnya, yang artinya lo harus nunggu selama 4 jam sampai film diputar :| Pas pintu teater dibuka, lo harus masuk ngantre dan suasana sangat sesak. Sesak masuk ke teater dengan penonton dari segala usia (ada anak-anak, remaja, dewasa, bahkan nenek!) Teater penuh dengan penonton itu. Yup... itulah pengalaman gw saat nonton film "Habibie & Ainun".
Film ini merupakan adaptasi dari buku dengan judul yang sama "Habibie & Ainun", pada November 2009. Buku ditulis langsung oleh
Bacharuddin Jusuf Habibie (B.J. Habibie) dan diterbitkan oleh The Habibie Center Mandiri. Buku "Habibie & Ainun" meledak di pasaran dan buku tersebut masih terjual banyak hingga saat ini. Buku ini bercerita tentang perjalanan hidup-cinta B.J. Habibie dan Hasri Ainun Besari (Ainun).

Setelah menikah, kehidupan Habibie dan Ainun di Jerman tidak berjalan mudah. Mereka tinggal di flat kecil, Ainun hamil muda, sering sakit, dan Habibie yang kurang dalam pendapatan. Namun Habibie pantang menyerah dan mantap meyakinkan Ainun bahwa ia akan segera membawa keluarga mereka menuju masa depan yang cerah. Habibie juga berjanji akan membuatkan 'kereta terbang' untuk Ainun. Meski sering dipandang sebelah mata oleh orang-orang Jerman, Habibie berhasil membuktikan kegeniusan dan kerja kerasnya hingga mendapat gelar doktor dengan status Cum Laude.
"Hidup ini seperti terowongan Kereta Api yang Gelap, kita tidak tau Arah mana yang akan kita lewati, Namun kita Yakin Arah manapun yang kita lewati tetap akan menemukan Cahaya terang yang akan membawa kita kedalam kehidupan yang lebih baik." - Habibie
Setelah keberhasilannya, Habibie diangkat menjadi Menteri Negara Riset dan Teknologi (1978-1998), Wakil Presiden (1998), dan menjadi Presiden menggantikan Suharto yang dilengserkan pada tahun itu juga. Dalam perjalanan kariernya, Habibie menemui banyak orang yang ingin memanfaatkannya. Tapi disisinya selalu ada Ibu Ainun yang selalu mengurus, menasehati, menjaga, dan merawat Habibie dari penyakit TBC tulangnya. Sementara Ibu Ainun juga memiliki penyakit ovarium yang sudah stadium akut, yang tidak diketahui oleh Habibie.
"Pria Hebat Karena Ada Wanita Tangguh di Sisinya"- Anonymous
Film "Habibie & Ainun" memang layak ditonton untuk segala usia. Film ini juga menceritakan kekuatan cinta sejati mampu mengalahkan halangan apa pun hingga maut yang hanya dapat memisahkan mereka. Terlihat Ainun sangat sayang dan perhatian terhadap Habibie, hingga di akhir hayatnya, Ainun hanya menuliskan resep obat terakhir untuk suaminya :') Habibie pun juga harus tabah dan ikhlas menerima kepergian istrinya yang tak kunjung sembuh walau sudah dioperasi hingga 9 kali.
Reza Rahardian sukses memerankan tokoh Habibie, yang kadang gw liat aktingnya mirip2 Mr. Bean :D Tapi banyak yang menilai Reza kurang cocok memerankan Habibie, karena terlalu tinggi. Ainun yang diperankan Bunga Citra Lestari terlalu cantik dengan aslinya, hehehe. Intrik-intrik yang disajikan difilm ini juga terlalu banyak hingga durasi terasa panjang dan sedikit membosankan. Dan gaya bahasa Habibie yang unik campur bahasa Jerman, menbuat kadang gw sering ga denger apa yang ia ucapkan (apa gw yang budeg yah, hehehe). Namun, penonton siap2 dikuras air matanya saat perpisahan terakhir Habibie dan Ainun :( Yang mengejutkan adalah peran sutradara Hanung Bramantyo sebagai Sumohadi. Serta penampilan misterius Tio Pakusadewo yang memerankan Suharto. Film ini berdurasi sekitar 2 jam dan masih full di semua studio pada minggu ke-2nya. Jadi, selamat menonton yah =)
Watch The Trailer!
No comments:
Post a Comment
Silakan Tinggalkan Jejak Anda Di sini... Terima kasih =)